Kisah Orang Rimba Punya Uang Miliaran, Ditolak Pihak Bank untuk Menyimpan Uang

Ceritahits.com - Cerita orang rimba yang punya uang miliaran rupiah, namun saat menyimpan uang ke bank tidak diterima karena tak punya identitas.

Orang Rimba [Foto: Ilustrasi orang rimba]

Orang Rimba Punya Uang Miliaran

Lampiran Gambar

Pria yang juga ahli obat-obatan tradisional ini membangun rumah di kampung, membaur bersama orang-orang transmigrasi. Sisa uangnya digunakan untuk berangkat ke Mekkah, menunaikan ibadah haji bersama istri.

Setelah menetap di kampung, kebutuhan Jaelani pun terus bertambah. Berbeda ketika tinggal di hutan, yang bisa makan dari alam.

Sekarang kebutuhan hidup membengkak, karena harus membayar listrik dan pulsa, mengisi perabot rumah, memenuhi kebutuhan dapur selayaknya masyarakat umum.

Kalau di hutan cuma butuh uang Rp 100.000, tapi kalau tinggal di dusun (kampung) bisa Rp 2 juta kita habis,” ucapnya dengan lirih.

Biaya hidup yang tinggi saat berada di permukiman membuat "tabungan tanah" Jaelani terkikis. Ditambah harga karet dan sawit merosot tajam.

Maka pada 2014, Jaelani yang telah memiliki KTP dan rumah di kampung, serta sertifikat kebun sawit dan karet belasan hektare, kembali mendatangi bank.

Dia bermaksud meminjam uang untuk keperluan penghijauan hutan yang kritis karena deforestasi. Lelaki ini hendak menanam jernang dan tanaman obat yang nyaris punah.

Sekali lagi saya ditolak bank. Karena tidak ada penjamin (orang yang dipandang kaya dan tinggal di kampung untuk menjamin Jaelani saat meminjam uang),” ujarnya.

Orang rimba tidak pernah main-main dengan orang atau lembaga yang mengerti baca tulis dan pemerintah. Artinya, mereka tidak pernah berkhianat dalam perjanjian, karena takut dihukum.

Kami tidak pernah membuat utang, kalau tidak sanggup membayar,” kata Jaelani lagi.

Selain Jaelani, ada Pengidas, orang rimba dari Kelompok Kedundong Mudo yang tergabung dalam usaha kerajinan tangan bentukan KKI Warsi yang juga pernah mengalami penolakan pihak bank.

Padahal tangan terampil anak muda ini mampu membuat gelang dan kalung dari buah sebalik sumpah. Untuk membuat kerajinan kalung sebalik sumpah dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan waktu 2-3 pekan.

Kepiawaian lelaki berusia 21 tahun dan kelompoknya telah teruji. Saat pameran kerajinan tangan di Kota Sarolangun, semua produk usaha rumahan mereka ludes terjual.

Tidak hanya gelang dan kalung sebalik sumpah, ada juga tikar, ambung, dan tombak orang rimba yang sangat disukai masyarakat.

Habis semua. Padahal mahal, satunya itu Rp 100.000. Semua orang suka dengan kerajinan tangan orang rimba,” kata Pengidas di kantor lapangan Warsi, Desa Bukit Suban.

Ia menceritakan kesulitan untuk meminjam uang ke bank. Sebelum mendatangi bank, perajin gelang sebalik sumpah harus memiliki KTP. Prosesnya pembuatannya menurut mereka sangat sulit dan rumit.

Dari kediamannya di wilayah Kedundong Mudo, bagian tengah kawasan hutan TNBD, Pengidas berjalan kaki tiga jam ke kantor desa. Kemudian pergi ke Kota Sarolangun menggunakan sepeda motor selama 4-5 jam.

Namun pihak bank menolak karena Pengidas masih menjalankan tradisi melangun atau hidup berpindah-pindah saat ada kematian. Tidak adanya rumah yang tetap, membuat pihak bank tidak memproses pengajuan kreditnya.

Kami ini memang pindah-pindah, tapi kalau lagi melangun saja. Berpindah pun sekarang hanya berputar-putar di kawasan TNBD ini lah. Karena hutan sudah habis,” kata anak tertua dari tiga bersaudara ini.

Dirinya berharap pihak bank dapat membantu memulihkan ekonomi orang rimba yang terpukul karena pandemi.

Banyak orang rimba sekarang memilih membuat kerajinan tangan, karena sudah mulai sulit mencari babi di dalam hutan. Harga babi di pasar pun terus mengalami penurunan.

Selama pandemi, pemerintah memang telah mengucurkan bantuan sosial tunai dari Kementerian Sosial. KKI Warsi juga mengedukasi orang rimba untuk membuat kerajinan tangan dan memasarkan produk industri rumahan kepada masyarakat yang lebih luas.

Namun, mereka membutuhkan modal untuk meningkatkan produksi. Setelah hutan dibabat Manajer Komunikasi KKI Warsi, Sukma Reni menuturkan, orang rimba yang tinggal di dalam hutan mempunyai kehidupan ekonomi cukup bahkan boleh dibilang kaya.

Dalam artian terpenuhi semua kebutuhan hidupnya. Pengertian kaya di orang rimba jauh berbeda dengan kaya untuk orang luar.

Bagi orang rimba, kaya itu dengan terpenuhinya kebutuhan mereka, tersedia bahan pangan, dan jika membutuhkan bisa mengambilnya dengan mudah.

Dengan semakin menyempitnya hutan, membuat orang rimba menjadi terpinggirkan. Mereka terpaksa hidup "menumpang" dalam perkebunan sawit maupun hutan tanaman industri (HTI).

Mereka tidak punya sumber daya yang bisa diakses dengan bebas. kebutuhan mereka tidak tersedia. ini yang paling memprihatinkan,” kata Reni.

Baca juga: Patut Dicontoh, Prinsip Hemat Cinta Laura yang Ogah Belanja Barang Branded

Atas kesulitan orang rimba, Warsi melakukan advokasi dan pendampingan agar bisa hidup sesuai dengan adat budaya dan keinginan mereka atas masa depan. Bagi mereka yang menetap di hutan, alangkah lebih baiknya diberikan penguatan pengembangan ekonomi. [*/win]

Halaman:

Dapatkan update berita terkini, berita selebriti, hot gosip, tips, info kesehatan, berita bola dan pertandingan, musik dan film setiap hari dari Ceritahits.com di Google News.

Tag:

Baca Juga

Cerita Effendi Simbolon Usai Sebut TNI Gerombolan Hits
Nyawa Terancam, Cerita Effendi Simbolon Usai Sebut TNI Gerombolan Hits
Cerita Wanita Ini Cium Raja Charles III di Luar Istana Buckingham Hits
Cerita Wanita Ini Cium Raja Charles III di Luar Istana Buckingham Hits
Celoteh Video Ular Melilit Kabel Listrik Viral, Netizen: Melilit Utang Kali
Celoteh Video Ular Melilit Kabel Listrik Viral, Netizen: Melilit Utang Kali
Ceritahits.com - Berita viral terbaru dari Gorontalo memperlihatkan viral mahasiswa Gorontalo hina Presiden Jokowi, kirain suhu ternyata cupu
Viral Mahasiswa Gorontalo Hina Presiden Jokowi, Kirain Suhu Ternyata Cupu
Oknum anggota DPRD Palembang ini minta maaf setelah videonya viral di media sosial pukul perempuan di SPBU.
Usai Video Viral, Oknum Anggota DPRD Palembang Minta Maaf dan Gerindra Berikan Sanksi
Ormas Bakal Sweeping Padang Fashion Week 22, Citayam Fashion Week Ditutup
Ormas Bakal Sweeping Padang Fashion Week 22, Citayam Fashion Week Ditutup